Marine & Cargo Surveyor

Marine & Cargo Surveyor
PT. BINAGA OCEAN SURVEYOR

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)

0812-701-5790 (Telkomsel) Marine Surveyor PT.Binaga Ocean Surveyor (BOS)
Marine Surveyor

Cara Kerja Vanning dan Devanning Survey Arang Charcoal

Cara Kerja Vanning Survey Arang Charcoal

Bertemu kembali di blog marine surveyor indonesia, kali ini saya ingin berbagi cerita tentang Cara Kerja seorang marine surveyor dalam melakukan Devanning Survey Arang Charcoal untuk pengiriman dengan menggunakan kontainer.

Arang charcoal saat ini menjadi komoditi menarik bagi benua eropa yang memang selalu diselimuti musim dingin, namun arang charcoal tidak saja berguna sebagai bahan pemanasan rumah namun juga dapat digunakan untuk alat bahan bakar masakan di restoran, bahkan arang charcoal juga dapat digunakan sebagai alat untuk membuat lukisan yang indah.


Arang Charcoal adalah sejenis arang kayu yang digunakan oleh kebanyakan pelukis portrait untuk membuat gambar sketsa di atas kanvas lukisannya. Namun Charcoal juga dapat digunakan untuk membuat gambar portrait di atas kertas. Para pelukis biasanya menyukai charcoal karena kehitamannya lebih pekat dibandingkan grafit, selain itu charcoal dapat digosok dengan jari tangan untuk menghasilkan efek gradasi yang indah.

Kembali ke Cara Kerja Devanning Survey Arang Charcoal bagi marine surveyor indonesia, umumnya pengiriman kargo arang charcoal dari Indonesia ke seluruh dunia menggunakan moda transportasi laut atau kapal dengan menggunakan wadah kontainer.
Kontainer atau (Peti kemas) adalah satu kemasan yang dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dipergunakan untuk menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan yang ada didalamnya, umumnya yang digunakan adalah jenis container high cube (HC) atau kontainer jenis yang tertutup atapnya.
MENGENAL UKURAN DAN JENIS CONTAINER


Jenis-Jenis Container
Berdasarkan ukuran, container dibedakan menjadi container 20ft, 40ft, 40HC ft dan 45 ft. sedangkan berdasarkan jenis cargo muatan dikenal dengan dry, reefer, dan special container.
Berikut adalah penjelasan mengenai tipe dan ukuran container yang saya peroleh dari daftar equipment standar internasional di sebuah pelayaran yang sering saya pakai untuk mengirim cargo saya. Tapi perlu diingat bahwa dimensi container bisa bervariasi pada masing-masing seri container, meski tidak terlalu signifikan.

Dry Containers
Terdapat beberapa ukuran dan model/jenis Container dry :
  • 20′ dengan payload (Bisa memuat) sampai 28.3 metrik ton. Tapi perlu diingat standar yang diperbolehkan pengelola pelabuhan tidak sama di masing – masing negara. Untuk di Indonesia, rata-rata untuk pengiriman internasional hanya diperbolehkan sampai maksimum 20ton, demikian juga di wilayah sebagian besar Asia. Sedangkan di Chili dan sebagian besar negara Amerika Tengah maksimum 18ton.
  • 40′ – baik yang standard 8’6″ and maupun 9’6″ high cube – denganpayload sampai 30.4 metrik ton. Batas muatan yang diperbolehkan biasanya sampai 27 – 28 ton. Kalau di wilayah Amerika Serikat malah hanya 25ton.
  • 45′ – dengan ukuran 9’6″ high cube – dengan total kapasitas 86 meter kubik.

Beberapa pelayaran menyediakan container untuk kebutuhan khusus, misalnya :
  • Container yang dilengkapi dengan beams hanger yang digunakan untuk mengirim garment/ baju dengan digantung tanpa packing karton,
  • Container dengan extra payload atau ukuran pintu lebih besar untuk muatan dengan berat dan dimensi lebih besar.
  • Bull rings dan lashing bars untuk pengikat cargo
  • Container yang berjendela (Ventilated containers) untuk hasil bumi yang membutuhkan sirkulasi udara misalnya kopi, coklat, bawang merah, bawang putih, dll

Reefer

Sedangkan untuk barang- barang perishable yang membutuhkan perlakuan khusus misalnya ikan, sayur, buah baik segar maupun beku, kita bisa menggunakan container reefer yang dilengkapi dengan mesin pendingin yang bisa kita atur suhu container sesuai kebutuhan. Detail penanganan perishable cargo akan dijelaskan peda kesempatan yang lain. Sehingga kualitas dan daya tahan cargo tetap terjaga sampai diterima buyer di negara tujuan. Biasanya container-container reefer ini dilengkapi dengan fitur-fitur khusus seperti :
  • Dehumidification system yang menjamin suhu dan kelembaban container.
  • Bahkan Super freezer container bisa menjaga suhu terenda pada -60°C/ -76°F
 
Special Equipment Container
Untuk cargo – cargo khusus baik dimensi maupun beratnya melebihi batas maksimal penggunaan container biasa, terdapat container khusus yang disediakan untuk barang-barang tersebut.
  • Flat racks dan artificial tween decks (ATD) baik 20′ and 40′, yaitu container yang tidak memiliki dinding atau atap permanen atau dinding containernya bisa dibuka-tutup sesuai kebutuhan. Cocok untuk proses pemuatan barang dari atas maupun samping container. Biasanya digunakan untuk mesin-mesin berat, pipa, dll.
  • Open Top container, 20′ and 40′ yang atapnya bisa terbuka atau ditutup dengan terpal.
Container atau yang dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai peti kemas adalah salah satu alat untuk mengemas barang (kargo) yang dapat diangkut dengan mudah menggunakan truk, kapal, atau pesawat terbang. Dari fitur nya yang mempunyai banyak kemudahan transportasi ini, container akhirnya menjadi pilihan utama pengangkutan barang, terutama untuk lintas pulau atau lintas negara.Keuntungan menggunakan container :
1. Cost relatif murah
2. Lebih aman terhadap produk karena tahan karat dan anti air
3. Validasi jauh lebih secure karena menggunakan segel / seal
4. Kapasitas cukup besar dan tersedia dalam berbagai ukuran
5. Mudah untuk dilacak karena mempunya nomer ID yang unik
Standarisasi ID Container
ID Container atau nomor container merupakan salah satu hal yang wajib ada pada sebuah container. Nomor container terdiri dari 4 buah huruf dan 7 buah angka. 3 huruf pertama merupakan kode dari pemilik container, 1 huruf berikutnya merupakan identifikasi untuk kategori container. Ada 3 buah kategori yang digunakan yaitu:
1. U untuk all freight container
2. J untuk detachable freight container
3. Z untuk trailer
6 angka pertama merupakan serial number penanda jati diri container dari masing-masing provider. 6 nomor ini merupakan nomor yang unik. Tidak mungkin ada kesamaan. Digit angka terakhir merupakan penanda validasi dari gabungan karakter-karakter sebelumnya. Ada aturan perhitungan untuk menentukan digit terakhir dari sebuah nomor container. Berikut adalah perumusannya.
Huruf A sampai dengan Z diwakili dengan angka 10, berturut-turut sampai dengan 38, dengan melewatkan angka 11, 22, dan 33. A berarti angka 10, sedangkan Z berarti angka 38. Setelah mengkonversi huruf menjadi angka, kita mendapatkan 10 buah angka. Perhitungan selanjutnya adalah menggunakan rumus 2 pangkat n-1 dimana n merupakan urutan digit nomor container dan mengalikan hasil 2 pangkat n-1 itu dengan angka masing-masing sesuai dengan urutan digitnya. Hasil perkalian itu kemudian dijumlahkan (a) dan dibagi dengan angka 11. Ambil bilangan bulatnya, kemudian kalikan dengan angka 11 (b). Kita mendapatkan 2 bilangan dari (a) dan (b). Hitung selisihnya, itulah yang merupakan digit terakhir dari nomor container.
Sebagai contoh:
HLXU 4079216
HLX merupakan kode dari Hapag Lloyd, sedangkan U menunjukkan bahwa container tersebut merupakan freight container. 6 angka pertama adalah nomer unik dari Hapag. Sedangkan angka 6 didapatkan dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Step 1:
H = 18, L =23, X = 36, U = 32
Step 2:
(18×1) + (23×2) + (36×4) + (32×8) + (4×16) +(0×32) + (7×64) + (9×128) + (2×256) + (1×512) = 3152 (a)
Step 3:
3152 / 11 = 286.5455 ? 286 x 11 = 3146 (b)
3152 – 3146 = 6. Didapatkan digit terakhir adalah angka 6.
Beberapa provider layanan container terkenal di dunia adalah:
9. COSCO
Container dibedakan menurut ukuran (dimensi) dan jenis containernya. Keduanya merupakan gabungan kombinasi. Ada 3 jenis ukuran container yang lazim digunakan, yaitu 20′, 40′ dan 45′. Ketiganya tersedia dalam2 jenis, yaitu standar dan high cube. Perbedaan antara standart dan high cube adalah pada tinggi container. Container high cube mempunyai dimensi tinggi yang lebih daripada container standar, yaitu 9’6″ atau sekitar 2.896 m, dibandingkan dengan tinggi container standar, yaitu 8’6″ (2.591m). Biasa untuk container jenis high cube memiliki tanda berupa garis-garis miring dengan warna mencolok di atas pintunya. Ketiga container tersebut memiliki perbedaan pada panjang dimensi panjangnya, yaitu 20′ (6.096 m), 40′ (12.192 m), dan 45′ (13.716 m). Ketiganya memiliki lebar yang sama, yaitu 8′ atau sekitar 2.438 m. Semua ukuran tersebut adalah ukuran exteriornya atau bagian luar.
contoh arang charcoal
Berdasarkan jenis containernya, container antara lain dibedakan menjadi:
Dry Steel atau HC (high Cube)
Merupakan jenis container biasa, dengan 6 sisi tertutup. Hanya dapat dibuka melalui pintu bagian belakang. Container ini biasa digunakan untuk membawa barang-barang, terutama yang sudah di packaging rapi dalam bentuk box. Jenis container ini merupakan jenis container yang paling banyak digunakan di dunia.
Reefer
Merupakan jenis container yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerator) dengan pengatur suhu antara -25oC hingga 25oC
Platform
Platform adalah container tanpa dinding dan atap. Hanya mempunyai alas saja sebagai tempat membawa barang. Biasa digunakan untuk membawa drum product, crate, dan mesin
Open Top
Merupakan jenis container yang bagian atap nya terbuka. Biasa digunakan untuk membawa mesin berat dan mineral
Open Side
Adalah jenis container yang bagian samping nya (dinding kanan dan kiri) terbuka. Biasa digunakan untuk membawa barang dengan ukuran lebar pallet yang diatas standar.
Sampai saat ini, fungsi container masih belum dapat tergantikan dengan alat angkut apapun, terutama untuk tujuan goods movement lintas pulau dan lintas negara. Salah satu kelemahan dari penggunaan container ini adalah kemungkinan terjadinya cuaca yang tidak bersahabat selama perjalanan di laut. Menurut informasi dari National Geographic News, sedikitnya ada 10,000 container hilang setiap tahunnya di laut karena terkena badai.
Vanning survey atau Devanning Survey adalah sebuah survey pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang marine surveyor indonesia, Vanning Survey untuk survey pemuatan arang ke dalam kontainer sedangkan Devanning Survey untuk survey pemeriksaan pembongkarang arang charcoal dari kontainer,

Vanning Certificate yang dikeluarkan oleh marine surveyor indonesia bisanya menyatakan bahwa: Cargo sudah dikemas sesuai dengan aturan IMDG Code. Kemasan arang ini harus tahan terhadap udara & dalam kondisi yang baik serta tidak boleh robek ada ada kemasan yang rusak. Suhu kargo daripada arang charcoal ini tidak boleh lebih dari 5 derajat Celcius di bandingkan dengan suhu ambien yang ada disekitaran kita. Harap dipastikan ketika melakukan survey tidak ada tercium bau terbakar atau adanya asap selama pemuatan arang charcoal ke dalam kontaine tersebut, pastikan ada ruang terbuka sekitar 30 cm dari batas atas muatan ke bagian tutup atas kontainer yang harus di biarkan tersedia sebagain bagian safety space untuk membantu pemadaman kebakaran jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk juga di bagian akhir pemuatan (door ends container).
Hal yang juga perlu di ketahui adalah memastikan kargo arang charcoal ini sudah di kondisikan dalam kondisi pendinginan atau pre-cooling minimum 14 hari sebelum di muat ke dalam kemasan, dan biasanya Vanning Survey ini dilakukan tidak lebih dari 7 hari sejak kargo arang charcoal di kemas,
 
 Berikut ini beberapa literature dalam tulisan berbahasa inggris yang dapat anda marine surveyor indonesia gunakan sebagai bahan referensi bagi surveyor yang ingin melakukan pekerjaan Vanning Survey ataupun Devanning Survey Arang Charcoal seperti tercantum di bawah ini;

Vanning Survey-Charcoal, briquette are substance obtained by partial burning or carbonization (destructive distillation) of organic material. It is largely pure carbon. The entry of air during the carbonization process is controlled so that the organic material does not turn to ash, as in a conventional fire, but decomposes to form charcoal. The characteristics of charcoal products (lump, briquette, or extruded forms) vary widely from product to product. Thus it is a common misconception to stereotype any kind of charcoal, saying which burns hotter, etc.

Charcoal is sometimes packed in bags, baskets, or made up into trusses. However, usually it is shipped in bulk. Very dusty and light cargo: protect fine cargo from dust when handling. Oak charcoal is fairly heavy. Beware coconut husks which may be shipped as charcoal. Not permitted for transport in bulk if class 4.2. If carried in bulk must be accompanied by a certificate from shipper stating cargo is not class 4.2 based on definitive test. Stow clear of all chlorates, and not over any cargo liable to be damaged by charcoal dust. This cargo absorbs moisture equal to about 18-20 per cent, of its weight.

Prepare the following document prior conduct the Vanning Survey:
  • MSDS (Material Safety Data Sheets)
  • Self Heating Test Certificate
  • Producer Company Profile
Acceptance of activated charcoal originated from Indonesia is subject to following conditions:
1. Submission of Shipper’s weathering report stating:
  • Description of whole cooling process and the chemical (or steam ) used for activating.
  • Minimum of 14 days of pre-cooling prior to packaging.
2. Vanning survey certificate confirming that:
  • Cargo is packed in accordance with IMDG Code.
  • Packaging should be impervious to air & in good condition, & must not be torn.
  • Temperature of cargo should not be more than 5 degree C above the ambient temp
  • There should be no burning smell or presence of smoke during vanning
  • Void space of 30 cm must be left on top of cargo & at door end to assist fire fighting.
3. The Shipper’s weathering report for each shipper is required to be submitted only once.
4. The vanning survey certificate to be submitted for every shipment (B/L lot) and every vessel/voyage and in addition to "(b)" the following details to be included:
  • Total number and size of containers
  • Container numbers
  • Seal numbers against respective container numbers
  • Date of vanning of each container
Loading on alliance vessel is allowed no earlier than 7 days after the date of vanning.

HOW TO GET CERTIFICATE
MSDS (Material Safety Data Sheet)
Can be issue by producer on letter head which mention all data and process as MSDS general form.
Self Heating Test Certificate
The authorized licence to provide Self Heating Test Certificate is a Marine Surveyor company at Indonesia, you just need to provide your company profile and othet main document such as NPWP/SIUP/TDP which you will use as exporter name on any document. Also bring 2 kilos your charcoal sample. Processing will be around 7 working day. There is no expire date on this certificate but carrier accept 3-6 month after issued.


Vanning Certificate
Vaning Certificate issue after Vanning Survey processing done. Vanning Certificate require on every shipment every single container. The main issue is about temperature and dead space when good loading on container. Its important as standard operating procedure if any burning case on carrying this product. Cost of Vanning survey is depend on Factory location as the surveyor need to be on place on every stuffing.

Documentation requirements:
  • MSDS from the shipper indicating details of the actual shipper
  • self-heating certificate
  • MSDS and self-heating certificate are from the same manufacturer and for the same product and the certificates are less than 6 months old
  • self-heating certificate must state that the product has passed the required tests and is non-hazardous
  • self-heating certificate must be accredited by the Competent Authority
  • manufacturers name shown on self-heating certificate must be in English as this certificate has to accompany the shipment from load port to final destination
  • weathering certificate describing the cooling process and attesting to a minimum 14 days of pre-cooling prior to packaging. The weathering report is to include a description of the activation process and name of chemical used, alternatively describing the steam activation process. Weathering certificate to be issued for each shipment (Bill of lading)
  • vanning survey certificate issued by a marine cargo surveyor to be submitted for every single shipment
  • business presentation of manufacturer, showing types of products produced and purpose
  • For Non-activated carbon blacks of mineral origin or carbons made by a steam activation process, the shipper must provide a written declaration together with the MSDS
  • after stuffing, the container numbers that are applicable to the shipment are to be added to the self-heating certificate (hand written is acceptable)
    contoh pemuatan box arang ke kontainer
    Class 4.2 Dangerous Goods are restricted to compliance with certain conditions
    Charcoal Booking Guidelines
 Prepare the following document :
- MSDS (Material Safety Data Sheets)
- Self Heating Test Certificate
- Producer Company Profile

Acceptance of activated charcoal originated from Indonesia is subject to following conditions:

1. Submission of Shipper’s weathering report stating:
    a) Description of whole cooling process and the chemical (or steam ) used for activating.
    b) Minimum of 14 days of pre-cooling prior to packaging.
    c) Good ventilation in warehouses / storage places

2. Vanning survey certificate confirming that:
    a) Cargo is packed in accordance with IMDG Code.
    b) Packaging should be impervious to air & in good condition, & must not be torn.
    c) Temperature of cargo should not be more than 5 degree C above the ambient temp
    d) There should be no burning smell or presence of smoke during vanning
    e) Void space of 30 cm must be left on top of cargo & at door end to assist fire fighting.
    f) At least 40 boxes/per ctnr will be examined for charcoal temperature. If one of them is discovered as unqualified during examination, 10 more boxes will be added for inspection. If there more than two are unqualified, the said container will be rejected.
    g) The Commodity Moisture Data shall be offered during Item (c) examination.
  h) There should be no burning smell or presence of smoke during vanning.
  i) Void space of 30 cm must be left on top of cargo and at door end to assist fire fighting.
  j) Both surveyors are required submitting a statement after the joint survey.

3. The Shipper’s weathering report for each shipper is required to be submitted only once.

4. The vanning survey certificate to be submitted for every shipment (B/L lot) and every vessel/voyage and in addition to "(b)" the following details to be included:
     a) Total number and size of containers
     b) Container numbers
     c) Seal numbers against respective container numbers
     d) Date of vanning of each container

Loading on alliance vessel is allowed no earlier than 7 days after the date of vanning.


for the Vanning Survey - The following DG should be surveyed and a vanning survey report should be submitted.
1. IMO Class 1
2. IMO Class 2.3
3. IMO Class 6.1 with packing group 1
4. IMO Class 7
5. Commodities requiring "explosive" sub labels


The vanning survey must be performed by anyone of GA appointed 3rd party cargo surveyor.  The survey report is to be submitted to OOCL DG Desk for acceptance consideration.  If possible, the report should include copies of the photos taken during the survey, but can be waived if under time constraint.  The cost of the vanning survey is on COL's account.
 
Jika anda membutuhkan jasa marine surveyor untuk melaksanakan The Vanning Survey silahkan menghubungi kami PT. Binaga Ocean Surveyor di alamat dibawah kami;



0 Response to "Cara Kerja Vanning dan Devanning Survey Arang Charcoal"

Posting Komentar

Silahkan berikan saran dan kritik anda kepada kami, terima kasih